Anarko-primitivisme (disebut juga primitivisme radikal, primitivisme anti-otoritarian, gerakan anti-peradaban, atau sekedar primitivisme) adalah sebuah terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah arus radikal yang mengkritisi peradaban dalam seluruh totalitasnya melalui perspektif anarkis, serta berupaya untuk menginisiasikan sebuah transformasi yang komprehensif atas hidup manusia. Secara khusus, memang seharusnya tak ada –isme anarko-primitivisme ataupun anarko-primitivis. Individu-individu yang diasosiasikan dengan arus ini tidak pernah berharap untuk dikotakkan dalam batas-batas sebuah ideologi, melainkan memilih menjadi individu-individu bebas dalam komuniti bebas yang berjalan dalam harmoni satu sama lain termasuk juga dengan biosfer sehingga akan menolak untuk dibatasi dengan sekedar terminologi ‘anarko-primitivis’ atau label-label ideologis lainnya. Sehingga, definisi terbaik untuk anarko-primitivisme adalah sebuah label yang tepat yang digunakan untuk mengkarakteristikkan individu-individu yang beragam dalam kesamaan sebuah proyek: penghapusan seluruh relasi kekuasaan—seperti struktur kontrol, paksaan, dominasi dan eksploitasi—demi membangun sebuah bentuk komuniti yang telah membuang seluruh struktur relasi tersebut.
Tujuan dari proyek mereka yang termasuk dalam karakteristik di atas, adalah untuk mengembangkan sebuah sintesa dari anarki kontemporer, sebuah sintesa yang membawa aspek anti-otoritarian dari pola hidup primitif dengan bentuk-bentuk paling maju dari analisa-analisa anarkis tentang relasi kekuasaan. Tujuannya, sangat kontras dengan anggapan-anggapan sinis dari kalangan umum, bukanlah untuk mereplika atau kembali ke era primitif, melainkan melihat kehidupan primitif sebagai sebuah sumber inspirasi, sebagai sebuah bentuk-bentuk anarki yang eksis. Bagi para anarko-primitivis, peradaban adalah sebuah konteks pelipatgandaan relasi kekuasaan. Beberapa relasi kekuasaan yang paling mendasar memang terdapat juga di tengah masyarakat primitif—dan atas alasan ini jugalah mengapa anarko-primitivis tidak berupaya untuk mereplika atau kembali pada bentuk masyarakat tersebut—tetapi dalam peradabanlah berbagai relasi kekuasaan menjadi sangat berkembang dan begitu meresap dalam seluruh aspek praktis kehidupan manusia dan dalam relasi antara manusia dengan biosfernya. Peradaban—sering disebut juga sebagai mega-mesin atau Leviathan—menjadi sebuah mesin raksasa yang meraih momentumnya sendiri dan semakin berada di luar kontrol mereka yang menciptakannya. Digerakkan melalui rutinitas kehidupan harian yang didefinisikan dan dimanajemeni melalui internalisasi ketertundukan, manusia menjadi budak bagi mesin ini, sistem yang menopang peradaban itu sendiri. Hanya penolakan terhadap sistem yang telah menyebar luas, menentang berbagai bentuk kontrol, pemberontakan melawan kekuasaan itu sendirilah, yang dapat menghancurkan peradaban serta menghadirkan sebuah alternatif radikal.
Berbagai ideologi seperti Marxisme, anarkisme klasik dan feminisme menentang beberapa aspek tertentu dari peradaban tetapi hanya anarko-primitivisme yang menentang peradaban itu sendiri, konteks yang mana di dalamnya seluruh bentuk perjuangan ideologis tersebut terengkuh di dalamnya. Anarko-primitivisme melibatkan elemen-elemen dari berbagai arus oposisi—kesadaran ekologi, anti-otoritarianisme anarkis, kritik dari feminis, ide-ide Situationist International, teori-teori kerja, kritik teknologi—tetapi melangkah melampaui bentuk oposisi tunggal terhadap kekuasaan, dengan menolak seluruh bentuk struktur relasi kekuasaan.
Beberapa arus yang secara karakteristik berdekatan dengan anarko-primitivisme: Futurist, Dada, Surrealisme, Situationist International, CrimethInc. (ex-)Worker Collective, Fifth Estate, Unabomber, AJODA, Green Anarchy, anarkisme-anarkisme insureksioner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar