Sang ular tak dapat mengerti tentang kelakukan sang elang. "Mengapa kau tidak beristirahat saja di sini; di dalam kegelapan. Juga di dalam kelembaban yang berlendir ini?" sang ular
mendesak. "Mengapa mesti melambung tinggi menuju surga? Tidakkah kau sadar bahaya
mengendap-endap di sana—depresi dan badai pun telah menunggumu di sana. Juga senapan para pemburu yang akan membuatmu terpuruk dan menghancurkan hidupmu?"
Tapi sang elang tidak mempedulikan sang ular. Dia tetap menebarkan sayap-sayapnya dan melambung tinggi melewati angkasa. Nyanyian lagu kejayaan memenuhi surga. Pada suatu hari sang elang terjatuh, darah mengalir dari jantungnya. Pada saat sama sang ular berada di situ dan dia pun berkata: "Kamu bodoh! Kan aku telah memperingatkanmu. Aku telah bilang padamu untuk tetap di sini, di mana aku berdiri; di dalam kegelapan. Juga di dalam kelembaban berlendir yang hangat, di mana tak ada seorang pun yang dapat menemukanmu dan melukaimu." Tapi dengan nafas terakhirnya sang elang menjawab: "Aku telah melambung tinggi melewati angkasa. Aku telah memanjat ketinggian yang menyilaukan, aku telah menatap cahaya: aku telah hidup.
Aku telah hidup!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar