Belakangan
terjadi kesalahpahaman mendasar perihal bagaimana kaum anarkis memahami
demokrasi. Secara tegas, kaum anarkis bukanlah prodemokrasi atau sekadar
penyokong demokrasi-langsung maupun jenis demokrasi radikal lainnya. Demokrasi
sebagai suatu konsep modern mengenai pemerintahan politik, yang mendasari
konsepnya melalui “aspirasi kekuasaan politik mayoritas”, bukanlah sesuatu yang
anarkis. Dengan diiringi riuhnya ajang Pesta Demokrasi, banyak kaum radikal
terbelit gaung kaum kiri nasional untuk bepartisipasi bersama elit-elit
politik, untuk “merayakan demokrasi”, bahkan beberapa kaum anarkis menganggap
diri mereka sebagai aktivis prodemokrasi. Dalam situasi demikian, penting bagi
kami untuk menyebarkan tulisan ini sebagai suatu kritik total atas
demokrasi—dalam bentuknya yang langsung maupun yang terwakilkan.
Definisi
Demokrasi
Demokrasi
merupakan sebuah teori pemerintahan di mana hukum, dalam pengertian luasnya,
merefleksikan keinginan mayoritas yang ditentukan melalui pemilihan langsung
maupun melalui perwakilan. Secara umum, demokrasi terlegitimasi melalui
pengadopsian suatu konstitusi, yang melegalisasikan aturan-aturan mendasar,
prinsip, tugas, dan kekuasaan dari pemerintah serta aturan dan hak individual
terhadap pemerintah. Aturan yang disebut terakhir diadakan untuk melindungi
individu dari kekangan mayoritas “demokratis”, sebuah konsep yang dikembangkan
oleh republikanisme selama digulingkannya monarkisme.