Minggu, 11 Januari 2009

API YUNANI: DARI KERUSUHAN MENUJU PEMBERONTAKAN SOSIAL SEBUAH ANALISA INSUREKSI DI YUNANI

Kebangkitan terkini di Yunani tampaknya hadir di bawah tanda api, sesuatu yang dipicu oleh pembunuhan seorang remaja oleh polisi di Athena beberapa saat lalu. Tetapi apa yang dimulai sebagai sebuah kemarahan yang terkonsentrasi pada polisi telah melebar ke dalam dimensi sebuah pemberontakan sosial, bergerak melampaui aksi-aksi sebuah "kekerasan kaum pinggiran" hingga melibatkan sejumlah besar anak-anak muda. Saat tak diragukan lagi memiliki karakteristik-karakteristik Yunani yang spesifik, gerakan ini telah menarik perhatian di mana-mana. Pemerintah Perancis juga telah mengekspresikan kecemasan akan kemungkinan adanya "penularan" pada anak-anak muda di negeri mereka. Mereka bahkan hingga memutuskan untuk membatalkan sebuah rencana untuk mereformasi pendidikan sekolah menengah Perancis, mengungkapkan ketakutan akan adanya sebuah kemungkinan hal tersebut menjadi alasan untuk melakukan event-event Yunani di Perancis. Terdapat protes-protes solidaritas di sejumlah negara, termasuk aksi-aksi para anarkis Turki yang memperlihatkan simpati mereka terhadap kawan-kawan mereka di Yunani.


Apabila reaksi terhadap pembunuhan yang dilakukan oleh polisi hanya terbatas menjadi pertikaian antara polisi dan sekeompok anarkis, bagaimanapun juga, even-even di Yunani secara literer akan berakhir hanya dalam beberapa hari. Apa yang menarik tentang situasi terkini lebih tepatnya adalah bagaimana hal tersebut berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar, menyebar dari pertempuran-pertempuran jalanan hingga pendudukan sekolah-sekolah menengah dan fakultas-fakultas universitas, serta memperlihatkan bahwa tidak hanya semangat bertempur tetapi juga inisiatif dan imajinasi, sebagaimana perebutan televisi dan stasiun radio yang berlangsung dramatis oleh para pemrotes yang lantas mengambil alih kontrol atas mikrofon dan kamera. Para pemirsa saluran televisi nasional Yunani, NET, pada 16 Desember melihat sebuah siaran pidato perdana menteri Yunani diinterupsi oleh sebuah tayangan yang memperlihatkan para pemrotes di jalanan membawa spanduk bertuliskan, "Berhenti menonton telesisi. Turun ke jalan." Sehari kemudian, para pemrotes memasang sebuah spanduk besar di Parthenon, mentransformasikan sebuah situs wisata menjadi sebuah forum yang menyerukan agar dilakukan aksi solidaritas Eropa pada 18 Desember. Pada 18 Desember sendiri, para demonstran-demonstran muda di Athena mengenakan barcode besar untuk menyimbolkan penolakan mereka untuk diperlakukan sebagai benda, sebagai komoditi. Sikap-sikap tersebut selain puitis, juga langsung ke pokok masalah, mengajukan kritik terhadap sistem saat ini.

Sebagai sebuah serangan balasan terhadap polisi yang melebar menjadi sebuah kerusuhan yang hadir di minggu pertama bentrokan, minoritas revolusioner yang berada di tengah pemberontakan–yang mana pemerintah Yunani dan media selalu berusaha isolasikan dan dilabeli sebagai 'kriminal'–menyadari bahwa pesan anti-negara dan anti-kapitalisme telah bergaung dalam sebuah generasi yang menghadapi berantakannya berbagai prospek ekonomi. Lebih jauh lagi, sebagaimana yang lain–mayoritas, walaupun bukan semuanya, pelajar–mulai melibatkan diri, pemberontakan tidak lagi menjadi 'milik' para anarkis, walaupun memang selama ini para anarkis tersebut tidak pernah mengklaim kepemilikan atas pemberontakan tersebut. Bahasa-bahasa yang dalam beberapa minggu sebelumnya dianggap ekstrim kini mulai memasuki diskursus publik di mana banyak suara yang dapat mengekspresikan diri mereka sendiri. Di tengah kerusuhan, dialektika, argumentasi dalam bahasa Yunani kembali dipraktekkan di jalan-jalan dan gedung-gedung yang diduduki. Kebangkitan ini juga bukan lagi sekedar urusan orang-orang Yunani, sejumlah besar imigran-imigran muda–yang memiliki sejarah panjang yang memilukan atas perilaku-perilaku polisi–bergabung. Terdapat juga sejumlah indikasi bahwa para pekerja bergabung dalam pemberontakan. Indikasi ini dibuktikan saat pada 17 Desember, sekelompok "insurgen pekerja" menduduki markas besar federasi serikat pekerja Yunani. Para pekerja tersebut memproklamirkan sebuah deklarasi yang di antara beberapa hal lain, menyatakan tujuan dari perebutan gedung tersebut oleh mereka:


Untuk membuka ruang ini untuk pertama kalinya–sebagai sebuah kelanjutan dari pembukaan sosial yang diciptakan oleh insureksi ini sendiri–sebuah ruang yang telah dibangun atas kontribusi kami, sebuah ruang di mana justru kami tak pernah dipedulikan. [...] Kami telah merebut suara kami, untuk bertemu, berbicara, memutuskan dan bertindak. Melawan serangan umum yang kita semua terima. Penciptaan perlawanan-perlawanan kolektif akar rumput menjadi satu-satunya cara." (Komunike Dewan Umum Insurgensi Pekerja, Athena, 17 Desember 2008)


Mereka yang merespon pemberontakan adalah kekuatan negara Yunani, dilakukan di beberapa tempat dengan preman-preman di bawah organisasi Golden Dawn. Selain itu, yang juga mengambil peran dalam kontra-insurgensi adalah partai-partai politik, termasuk kaum Kiri di KKE (Partai Komunis Yunani), yang justru menyatakan bahwa mereka yang melawan polisi di jalanan dengan kekerasan adalah kriminal. Sementara partai Kiri Baru, Syriza (Koalisi Kiri dan Progresif) mengambil posisinya sendiri–yang mendukung gerakan protes secara kritis–tetapi semuanya hanya berakhir untuk dapat mengkooptasi para insurgen agar selanjutnya menjadi pendukung mereka dalam pemilu.


Apabila gerakan pendudukan di Yunani menjadi semakin meluas, maka pemberontakan tersebut dapat menjadi kebangkitan yang paling signifikan di Eropa di awal abad ini, bahkan akan mampu melebihi gelombang protes yang melanda Perancis dalam dekade ini. Apa yang juga membuat kebangkitan Yunani ini secara khusus menarik adalah karakternya yang cair dan fleksibel. Sebagiannya adalah insureksi, sebagiannya demonstrasi, sebagiannya pendudukan, tapi juga tanpa dapat dikotak-kotakkan dalam kategori tunggal. Bagaimanapun juga, kebangkitan ini akan berkembang lebih jauh hanya apabila ia mampu memperlebar dan memperdalam "pembukaan sosial" yang dikutip dari komunike para insurgen pekerja tadi, sehingga dapat menjadi sebuah fenomena sosial secara luas dan tak lagi hanya menjadi urusan anak-anak muda radikal saja. Memang terdapat indikasi-indikasi yang menguatkan kemungkinan tersebut, tetapi hal tersebut juga hanya dapat terjadi apabila pemberontakan tersebut dapat bergerak melampaui negasi dan afirmasi, melampaui penolakan dan penghancuran hingga ke dalam visi pembangunan dunia baru. Apabila hal ini tidak terjadi, maka kebangkitan tersebut akan menyurut ke dalam sesuatu yang telah terprediksikan selama ini, walaupun memang tetap menarik, yaitu sekedar teater jalanan radikal. Salah satu slogan terkenal di tengah insureksi, yang disemprotkan dengan cat di dinding-dinding dalam bahasa Inggris, adalah "No Control" (Tanpa kontrol). Di sini, terdengar sebuah gaung dari pemberontakan anak muda Inggris setelah peristiwa Mei 1968 Perancis melalui punk, "No Future" (Tanpa masa depan); tapi juga sebuah alur yang mengarah pada kelompok anarkis paling radikal di era perang sipil Spanyol yang dengan bangga menyebut diri mereka los incontrolados (Yang tak dapat dikontrol). Dan mana yang lebih dominan memang krusial: apakah Yunani akan mengarah pada revolusi sosial seperti di era perang sipil Spanyol ataukah hanya berakhir pada nihilisme konsumtif seperti punk.


Dengan menyerang negara sekaligus kapital, para insurgen Yunani telah memperlihatkan bahwa dua hal tersebut tak dapat dipisahkan seperti dua sisi dari sebuah keping mata uang. Para insurgen tidak berusaha mencari pemerintah yang berbeda, melainkan bentuk masyarakat yang berbeda. Pemberontakan mereka juga merupakan pengingat bahwa transformasi radikal dunia tidak selalu berjalan sesuai dengan determinisme sejarah. Siapa yang pernah menyangka bahwa sebuah pembunuhan oleh polisi dapat meletupkan sebuah gelombang insureksi?


Dalam era Byzantin, Api Yunani adalah sebuah istilah untuk menyebut sebuah senjata pemusnah hebat yang terdiri dari elemen-elemen berbeda yang dikomposisikan secara tepat. Insureksi di Yunani akhir tahun 2008, merepresentasikan sebuah penggabungan api-api yang ada, di mana bahan bakarnya diambil dari berbagai kondisi sosial yang eksis di mana-mana. Panasnya api telah berhasil melubangi tabir-tabir yang menutupi kondisi sosial yang makin hari semakin memburuk. Di tengah kondisi yang semakin tanpa harapan dan frustratif, insureksi telah menawarkan pilihan lain: membawa penerangan pada dunia.


Imitasi adalah bentuk paling jujur dari sebuah penghargaan, tetapi pada akhirnya hal tersebut tetap sekedar imitasi. Berusaha secara buta mereplikasi skenario Yunani di tempat lain jelas akan dikutuk menemui kegagalan, seperti apa yang terjadi di Amerika Serikat, di mana kondisi-kondisi sosialnya berbeda. Awal tahun ini di Oakland, Amerika Serikat, kerusuhan serupa juga berusaha diletupkan oleh anak-anak muda atas penembakan oleh polisi, tapi apa yang tidak diperhatikan adalah bahwa aturan polisi di Oakland berbeda dengan aturan polisi di Yunani. Di Oakland, polisi kini diperbolehkan menembak apabila molotov dilemparkan (di Yunani sekedar lemparan molotov tidak diperbolehkan untuk menjadi alasan bagi polisi untuk mulai menembak); lalu di Yunani universitas secara hukum tetap menjadi sebuah area di mana polisi tidak diperkenankan masuk sementara di Oakland, tak ada area yang dilarang secara hukum untuk dimasuki polisi apalagi setelah ada alasan pemadaman pemberontakan.


Dalam upaya mengakumulasi semangat insureksi Yunani dibutuhkan sedikit, walaupun juga tetap cukup besar: bukan sekedar keinginan dan harapan, kemarahan, melainkan juga kreativitas dan intelegensi.

Catatan sejarah insureksi Yunani ini hingga kini masih belum ditutup, sehingga tulisan ini adalah sebuah teks yang jelas belum selesai. Sesuatu yang diharapkan akan terus berlanjut, hingga api yang dibawanya dapat menjadi pilar awal yang menerangi dunia.



Catatan:
Berikut ini sedikit link yang bisa digunakan untuk memahami lebih jauh soal insureksi di Yunani, silahkan tambahkan link lain apabila dirasa kurang lengkap.


Sejarah anarkisme di Yunani yang tidak lengkap, untuk cukup membantu untuk melihat dan lebih memahami bagaimana Yunani dapat menjadi seperti sekarang: http://en.wikipedia.org/wiki/Anarchism_in_Greece

Update soal insureksi Yunani:
http://www.occupiedlondon.org/blog/
http://greeceriots.blogspot.com/
http://openanthropology.wordpress.com/2008/12/20/stay-in-touch-with-the-greek-riots-and-international-solidarity-actions/

Zine kecil berisi reportase dari tengah-tengah insurgensi di Yunani:
http://zinelibrary.info/files/howtoorganizeaninsurrection.pdf

0 komentar: