Senin, 20 Juli 2009

PREDIKSI ORWELL DAN PASIFITAS MASYARAKAT MODERN

War is Peace
Ignorance is Strenght
Freedom is Slavery

Dengan slogan-slogan tersebut, 1984 melejit dalam dunia literer sebagai sebuah novel anti-utopian di pertengahan abad ke 20. Dipublikasikan pertama kali pada tahun 1949, visi yang gelap tentang masa depan yang segera hadir di dunia, menjadi sebuah peringatan melawan bahayanya sebuah pemerintahan totalitarian yang didukung oleh teknologi tinggi. Orwell menggambarkan sebuah dunia yang diluluhlantakkan oleh perang nuklir dan kemiskinan, di mana Barat jatuh ke bawah kaki pemerintahan diktator totaliter sosialis: Big Brother. Pemerintahan yang dijalankan bukan oleh seorang yang tampak secara visual, tetapi oleh sebuah perasaan ketidakamanan publik akibat pengawasan yang terus menerus.

Ingsoc Party, partai politik yang berkuasa, telah secara sempurna menggunakan teknologi tinggi untuk memonitor setiap gerak hidup populasi di bawahnya, membuatnya tunduk dengan pengawasan, propaganda dan cuci otak. Tetapi di samping itu semua, proyeknya yang paling brilian adalah dengan diterapkannya sebuah dekonstruksi aktual bahasa Inggris ke dalam Newspeak, bahasa yang digunakan oleh partai penguasa.Setiap edisi dari kamus Newspeak, menampilkan semakin sedikit kata daripada sebelumnya. Dengan melenyapkan arti dan nuansa dari bahasa sehari-hari, pemerintah berharap akan dapat mengikis pemikiran-pemikiran anti-sosial sebelum ia dapat merasuki pikiran seseorang. Tanpa adanya kata-kata dan bahasa untuk mengekspresikan revolusi, maka revolusi tak akan dapat eksis. Bagi mereka yang tetap bertahan untuk tidak mengikuti jalur partai (atau disebut sebagai Thought Criminals dalam Newspeak). Pasukan keamanan Ingsoc, Thought Police, akan segera hadir mengintervensi, memasukkan para pemikir bebas tersebut ke dalam Ministry of Love, di mana mereka akan dicuci otak kembali, atau mungkin malah lebih parah.

Hal yang paling mengganggu dalam kehidupan sehari-hari penduduk Oceania (sebagaimana Orwell di situ menyebut negara besar Eropa-Amerika) adalah keberadaan telescreen, televisi interaktif dua arah yang tak dapat dimatikan, dan memberi akses pengawasan ketat 24 jam penuh di manapun terhadap masyarakatnya. Siapakah yang berada di balik telescreen tersebut? Apakah masyarakat dapat seluruhnya termonitor? Apakah seluruh program tersebut dijalankan oleh mesin? Tak pernah ada masyarakat yang tahu, selain bahwa hanya para anggota elit partailah yang diperbolehkan mematikan telescreen mereka untuk sementara waktu.

Winston Smith, tokoh protagonisnya, bertransformasi menjadi seorang Tought Criminal. Pekerjaannya adalah menulis ulang arsip-arsip dari London Times agar dapat konsisten dengan kebijakan gaya bahasa Newspeak. Saat Ingsoc mengubah kebijakan politiknya ketika beraliansi dengan negara superpower lain dan mulai mengobarkan perang terhadap bekas aliansinya, tugas Winston adalah menulis ulang seluruh informasi untuk memperlihatkan bahwa Oceania tak pernah memiliki aliansi dengan negara yang kini berperang dengannya. Keadaan tersebut diperparah oleh orang-orang yang ia temui, yang tak pernah menyadari bahwa berbagai perubahan telah dilakukan. Winston yang sedih dan kesepian, tetapi juga cukup pintar, mulai memahami manipulasi berbahaya telah disuntikkan ke dalam kesadaran masyarakat.

Maka ia menjadi sebuah korban berikutnya bagi kebijakan pemerintah. Winston mulai mempelajari sebuah kopian buku yang telah dibredel karena dianggap revolusioner oleh Ingsoc, yang ditulis oleh musuh negara yang paling terkenal: Goldstein.Termotivasi dan terinspirasi oleh apa yang ia baca, ia mulai menceburkan diri dalam sebuah kisah cinta dengan sesama pekerja bernama Julia, dan merasa mendapatkan sebuah kawan dalam pemberontakannya melalui seseorang yang bekerja dalam Ingsoc, OBrien. Diliputi kerinduan untuk dapat melarikan diri dari dunia kaku menuju sebuah dunia baru yang lebih baik, ia tak menyadari bahwa ini semua adalah sebuah plot untuk menangkapnya. Ia terlalu terlambat menyadari bahwa sesungguhnya OBrien adalah kepala Thought Police, dan ia jugalah yang sebenarnya menulis buku atas nama Goldstein, dengan tujuan menangkap sebanyak mungkin para revolusioner dan menyeret mereka ke ruang 101—sebuah ruang penyiksaan di mana ketakutan seseorang menjadi nyata. Maka, dalam keadaan hancur sepenuhnya, tercuci otak dan terprogram ulang (sehingga menyetujui bahwa 2+2=5, seperti kata OBrien), Winston dikembalikan ke tengah masyarakat sebagai seorang pemuja Big Brother yang tak berbahaya. Di akhir buku, Winston, berlinang air mata karena takut dan gembira, memproklamirkan kecintaannya pada Big Brother. Seluruh pemikirannya, harapan dan impiannya akan pelarian diri dan kebebasan, secara permanen telah terhapus dari kesadarannya.

Tujuan dari Newspeak, adalah secara drastis mereduksi sejumlah kata-kata dalam bahasa Inggris, dengan tujuan untuk mengeliminasi ide-ide yang dianggap berbahaya bagi kelangsungan kediktatoran Ingsoc dan Big Brother-nya. Thoughtcrime adalah sebuah kejahatan karena berpikir tentang kebebasan dan revolusi, dan karenanya seseorang dapat dijatuhi hukuman siksaan dan cuci otak. Dalam novel tersebut juga disebutkan, tidakkah kau lihat, bahwa tujuan utama Newspeak adalah untuk mempersempit ruang pikiran? Pada akhirnya, kita akan dapat membuat thoughtcrime secara literer menjadi tak mungkin lagi, karena tak ada kata-kata yang dapat digunakan untuk mengekspresikannya. Seluruh iklim pemikiran kita akan berbeda. Pada faktanya nanti, tak akan ada lagi pemikiran sebagaimana yang kita miliki sekarang ini.

Lantas apakah dunia kita saat ini? Apakah di era baru milenia ini berbeda jauh secara fundamental dengan apa yang diprediksikan oleh Orwell? Sepintas tampak banyak sekali perbedaan dari distopia 1984, seperti: rezim totalitarianisme telah bertumbangan, matinya komunisme yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet, muncul lebih banyak komunitas, tersedia lebih banyak lagi kebebasan daripada sebelumnya.

Dalam tingkatan geopolitik, ekonomi informasi global telah mempromosikan banyak kedamaian dan kebebasan, menyoroti kasus-kasus represif yang dilakukan oleh pemerintah di berbagai negara, dari kediktatoran Taliban dan Saddam Hussein hingga Castro di Kuba. Internet juga tampak memberi lebih banyak kebebasan informasi bagi para penggunanya, yang dapat secara spontan mengkomunikasikan ide-ide mereka, apapun itu.

Tetapi benarkah prediksi Orwell melenceng jauh? Dalam Oceania, terdapat dua golongan, mereka yang menjadi bagian dari Partai dan satu lagi disebut The Proles—sejumlah besar proletariat yang tak tercuci otak dan hidup di lokasi-lokasi yang tak layak huni. Sementara di dunia kita, lebih dari 6 juta jiwa tinggal dan hidup di planet ini, siapa sajakah yang menjadi bagian dari Partai? Oke, mari kita berkata dengan terminologi internet. Berapa banyak pengguna internet di dunia? 505 ribu, menurut perhitungan terakhir (sumber: Global Reach 12/01), yang berarti hanya sekitar 8% dari 6,2 juta populasi. Baiklah, lantas Ingsoc memiliki Inner Party dan Outer Party. Jika saja 5% dari populasi dunia adalah Inner Party (mereka yang memiliki akses terhadap pendidikan, kemakmuran, dan dapat menentukan nasib mereka sendiri lebih daripada yang lainnya), maka dapat dikatakan bahwa 10% lainnya termasuk ke dalam Outer Party (mereka yang masih mendapat keuntungan dari kemakmuran, tetapi tak dapat menentukan kebijakan). Di dunia nyata, yang berjumlah 6,2 juta jiwa, katakanlah 9 ribu jiwa (15%) dari populasi mendapat keuntungan dari kebebasan dan kemakmuran dunia modern, mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dll. Lantas bagaimana dengan 85% sisanya yang mungkin mirip dengan para The Proles dalam karya Orwell ini? Mereka hidup di sebuah dunia di mana 30% dari mereka tinggal di atas lahan di mana air tak dapat diminum, di mana kematian bayi sangat tinggi dan penyakit menyebar tanpa terkontrol, di mana tak ada pendidikan, layanan sosial dan bahkan tak ada prospek hidup sama sekali.

Pikirkan beberapa hal berikut ini: Engkau dapat mematikan televisimu, tetapi apakah memang itu yang kau inginkan? Engkau hidup dalam sebuah masyarakat yang demokratis karena Pemilu yang lalu berjalan demokratis, tetapi kau melihat populasi masyarakat miskin terus bertambah, lantas kau berpikir, mengapa tak ada cukup dana untuk itu semua sementara para birokrat semakin bertambah kaya? Engkau bebas untuk menggunakan uangmu sesuka hatimu. Tetapi mengapa kau selalu ingin membelanjakannya untuk hal-hal yang didiktekan oleh iklan-iklan di sekelilingmu?

Kini garis bawahi pernyataan berikut: engkau tak memiliki kebebasan ataupun kekuatan. Engkau tak merasakan kebutuhan akan kebebasan atau kekuatan. Bahkan lebih buruknya lagi, engkau tak merasa bahwa kau pernah memiliki kedua hal tersebut.

Orwell memang tepat!

0 komentar: