Minggu, 07 September 2008

MEMBEBASKAN DIRI DARI TEKANAN: Bentuk Pemberontakan Terhadap Keadaan

Entah apa yang ada dibenakku saat membaca arti sebuah hidup—tak tampak nyata kehidupan sesungguhnya. Sulit sekali bagiku untuk menentukan apa arti sebuah kehidupan itu sendiri. Apakah cukup, dan harus dengan bekerja, bernafas, makan, beranak, dan beristri saja kita bisa dianggap sudah hidup? Kayaknya tak cukup dengan itu semua untuk penggambaran sebuah arti hidup saat ini. Semakin jauh aku berpikir, semakin jauh aku terjebak pada kegilaan ini! Berharap menjadi manusia yang bersayap, akupun mencoba untuk membebaskan diri, bagiku manusia dan kehidupannya bukan sekedar itu semua, kehidupan bagi manusia tak lebih semacam ruangan dimana didalamnya terdapat sebuah harmoni yang indah dari cinta dan kasih dalam diri tiap makhluk yang ada didalamya, tak ada lagi rasa kecewa dan tak ada manipulasi rasa bahagia, semua apa adanya dan berjalan apa adanya.
Cukup menarik juga ketika berbicara tentang kehidupan apalagi tercipta dari buah pikir tampa batas seperti aku inginkan, banyak orang bercerita bahwa arti sebuah hidup, menurutku dengan keadaan sekarang, kebanyakan dari kita atau mereka menganggap hidup itu hanyalah terasa sesaat di sebuah waktu tertentu yaitu sesaat sehabis keluar dari rumah peribadatan, sesaat sehabis keluar dari lokalisasi, sehabis tidur dimakam para sufi, ataupun bagi mereka setelah menghabiskan rupiah-nya untuk belanja. Semua itu kita lakukan agar kita dianggap hidup atau diakui. Bagi aku buat apa jika hidup kita sesaat seperti ini, yah sesaat seperti sehabis beribadah ditempat-tempat ibadah, sehabis kita ngabisin uang gaji, sehabis kita mabok ataupun setelah ngeluarin sperma dilokalisasi, sama saja, betapa naïf dan kenaifan itu adalah sebuah keharaman bagi kesadaran.


Siapa yang salah atau apa yang kita persalahkan?, apakah para pemuka agama dan ajaran-ajaran kemanusiaannya, apakah para bos yang membuka tempat pelacuran, atau juga market-market yang tercipta. Bagi aku keadaanlah yang memaksa kita, bagi aku bukan dosa dan sebuah kesesatan, sebuah kewajaran jika orang ingin melepaskan diri dari tekanan seperti ini, sebuah kewajaran mereka mencari keyakinan –keyakiann baru jika keyakinan lama tidak lagi mendamaikan jiwanya, semangat terus para pencipta agama baru atau keyakinan baru!!!
Sebuah kecurigaan dan persepsi aku rasa ingin aku ciptakan, runtut meruntut sampailah kelaut yang meluas, akupun mencari tahu apakah keadaan seperti ini adalah sebuah kewajaran, ataukah sengaja untuk diciptakan. Beberapa tulisan telah membahas penggambaran keadaan seperti ini, tentang apa yang disebut dengan specktacle. Spectacle atau ‘Dunia Tontonan’, adalah kata pengganti untuk menyatakan sebuah hubungan yang termediasikan oleh imaji. Dunia Tontonan ini tapi tidaklah hanya sekedar sekumpulan imaji-imaji yang tak berbahaya; ia akan dapat menjadi, menurut Debord, nyaris satu-satunya bentuk hubungan social antar manusia. Dunia Tontonan ini semakin mempertegas bentuk institusi dan juga identitas personal kita. Proses ini digerakkan oleh media massa dan iklan. Dalam sebuah lingkungan sosial yang dijejali dengan imaji-imaji buatan
pabrik, maka kebutuhan dasar manusia, nilai guna dan fungsi akan dikomodifikasikan serta diatur dengan pemanipulasian melalui imaji. Uang akan mendominasi sebagai sebuah representasi umum, menjadi point utama untuk mendapatkan segala sesuatu yang baik, termasuk nilai, norma dan bahkan juga ‘hidup’. Spectacle juga bisa dikatakan sebuah perang candu permanen yang didesain untuk memaksa orang-orang agar menyamakan barang-barang dengan komoditi-komoditi dan menyamakan kepuasan dengan sebuah upaya bertahan hidup yang berkembang sesuai dengan hukum-hukumnya sendiri. Upaya bertahan hidup dengan cara mengonsumsi ini secara konstan diperlebar karena ia tak pernah luput dalam menampilkan privasi. Apabila upaya ber-tahan hidup yang lebih besar tak pernah menjadi sebuah resolusi, apabila tak ada poin di mana ia akan berhenti melebar, hal ini dikarenakan dirinya sendiri tertahan dalam sebuah alam privat. Ia mungkin dapat menyepuh kemiskinan, tetapi ia tak dapat mentransendensikannya.
Menarik juga tentang spectacle ini, cukup menjelaskan keadaan seperti sekarang, Lalu apa hubungan komoditas, manusia dan hidup selanjutnya?
Pengembangan kekuatan-kekuatan produksi adalah sejarah tak sadar yang sesungguhnya membentuk dan mengubah kondisi-kondisi hidup kelompok-kelompok manusia—kondisi-kondisi yang memungkinkan mereka bertahan hidup dan mengekspansikan kondisi-kondisi tersebut. Hal tersebutlah yang selama ini menjadi dasar ekonomi yang dijalankan oleh manusia. Dalam ekonomi-ekonomi yang natural, hadirnya sebuah sektor komoditi merepresentasikan sebuah perjuangan hidup dari keberlebihan.
Produksi komoditi yang berimplikasi pada per-tukaran berbagai macam produk antara para produsen independen, dalam jangka waktu yang lama cenderung berada dalam aspek-aspek kerajinan tangan skala kecilnya, menurunkan derajatnya sendiri menjadi sebuah peran ekonomi pinggiran di mana realita kuantitatifnya masih tersembunyi. Tetapi saat hal tersebut dihadapkan pada kondisi-kondisi sosial perdagangan skala besar dan akumulasi kapital, ia mengambil kontrol total atas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi telah membebaskan masyarakat-masyarakat dari berbagai tekanan alam yang memaksa mereka untuk berjuang demi bertahan hidup, tetapi masyarakat-masyarakat tersebut belum juga terbebaskan dari para pembebasnya sendiri.
Apa yang lebih indah didalam spectakle ini?, apakah ini semua yang disebut sebagai sebuah keyakinan modern, sebuah keyakinan modern untuk arti sebuah kebahagiaan dan kelestarian omong kosong yang dilontarkan dari para pengecut-pengecut pemerkosa kehidupan, keyakinan modern ini telah berdiri kokoh dan memang memiliki daya tarik yang besar, mereka berhasil menipu kita dan memang benar-benar dapat menciptakan keadaan seperti yang mereka inginkan karena memberi kesan bahwa makin cepat keingingan yang satu terpenuhi makin cepat pula keinginan yang lain tercapai.
“Dan lebih menarik lagi karena keyakinan modern sama sekali menghindari seluruh masalah etika: tak perlu menolak atau berkorban; bahkan sebaliknya! kita memiliki ilmu dan teknologi yang akan membantu kita dalam perjalanan menuju perdamaian dan kemakmuran-yang perlu dijaga hanyalah jangan sampai kita berbuat hal-hal gegabah dan tak masuk akal. Kepada orang-orang yang melarat dan kecewa dipesankan agar mereka tetap sabar dan jangan mengganggu apalagi membunuh angsa bertelur emas, karena pasti akhirnya telur emas itu akan sampai juga pada mereka. Dan kepada sikaya dipesankan agar sekali-kali menolong simiskin, karena inilah caranya untuk lebih kaya lagi.”- sang pembual besar.
Keadaan inilah yang diinginkan oleh seorang Keynes 78 tahun yang lalu, ia berpikir tentang sebuah kejayaan masa depan bagi generasi berikutnya, ia menyebutkan bahwa tak lama lagi semua orang akan menjadi kaya,…….”tetapi ingat”…..”saatnya belum tiba, paling tidak sampai seratus tahun yang akan datang kita masih harus menipu setiap orang, termasuk diri kita sendiri, bahwa yang baik itu buruk dan buruk itu baik-karena yang buruk berguna dan yang baik tidak berguna. Sikap serakah, riba dan sikap hati-hati masih harus tetap menjadi dewa-dewa kita untuk jangka waktu yang cukup lama, karena dewa-dewa inilah yang akan dapat membimbing kita keluar dari terowongan kebutuhan-kebutuhan eknomi ke cerah matahari”. terkutuklah Keynes dan para pengikutnya serta keadaan ini.
Semakin ingin muntah dan berharap ada ruang kosong untuk bernafas dalam sebuah kehidupan, bagi aku apa yang aku certain diawal tentang keragaman upaya manusia untuk ngelepasin diri dari tekanan adalah sebuah symbol pemberotakan manusia terhadap keadaan atau mencoba melepaskan diri spectacle, tak pantas lagi bagi kita semua untuk menyalahkan mereka yang berpindah agama, bukan salah mereka yang mencuri kembali hak yang terenggut di tempat kerja, bukan salah mereka jika tidak mengakui Negara, bukan salah mereka jika mereka memberontak dan terus melakukan pemberontakan, Jadi mengapa harus persalahkan mereka, wahai engkau semua, sebab mereka hanya ingin hidup yang sesaat, sesaat ketika mendengarkan buaian indah kata-kata manis para penceramah agama, sesaat dalam buaian nikmat mibuman beralcohol, dalam pelukan para pelacur dilokalisasi, bahkan sesaat ketika mereka dapat meludahi muka para bos mereka. Untuk apa lagi mereka disalahkan bukankah kita seharusnya saling mengerti dan memahami sebab bagi aku kehidupan seharusnya seperti ini adanya dimana didalamnya terdapat sebuah harmoni yang indah dari cinta dan kasih dalam diri antara makhluk yang ada didalamya, tak ada lagi rasa kecewa dan tak ada manipulasi rasa bahagia, semua apa adanya dan berjalan apa adanya.
Sangat indah hidup ini ketika kau berdoa untuk keselamatan manusia di tempat-tempat ibadahmu, sangat indah hidup ini dalam buaian alcohol diantara kehangatan para saudaramu, sangat indah hidup ini ketika kau terlelap dalam pelukan pelacur di sebuah lokalisasi, sangat indah hidupmu ketika kau dapat mencuri kembali dari apa yang seharusnya menjadi hakmu,, sangat indah hidupmu walau mereka tak sebut diri kalian punk ketika tak memiliki atribut trendy ala blink182 ataupun casualties sebab setiap manusia yang mencoba terus memberontak dalam keadaan seperti ini adalah punk, lepaskan dan bebaskan hidupmu untuk dirimu dan juga untuk orang lain.
Bebaskan diri dari tekanan, rebut hidup kembali, dan nikmati... Semoga mampus para pembual dan pengecut yang telah sengaja menciptakan jaring-jaring kapitalisme serta para penguasa yang semakin menjerumuskan kami dalam keadaan ini.

Moeh. Gandhi

0 komentar: